Menanggulangi Gangguan Hama Tanaman Sikas

Memang, ulah hama tanaman sikas dapat membuat hati kita jengkel, kesal dan kecewa. Betapa tidak, tanaman sikas kesayangan tiba tiba tampak lesu, merana dan bahkan mati. Situasi akan bertambah runyam bila si biang kerok makin membabi buta menyerbu tanaman lain disekitarnya. Memang, apapun jadinya yang namanya hama dan penyakit harus diberantas dan kalau bisa dicegah dan dihindari.

Pada dasarnya, gangguan hama bisa ditekan sekecil mungkin apabila tanaman dirawat dengan baik. Semua kebutuhan hidupnya tercukupi. Air tidak kurang dan tidak berlebihan, cahaya dan pupuk cukup, kebersihan terjamin dan mendapatkan kash sayang. Sebaliknya, jika kondisi tanaman sikas lemah, kekurangan gizi dengan lingkungan hdup tidak baik akan mudah diserang hama maupun penyakit. Karena itu, dengan menjaga kondisi dan lingkungan hdupnya akan ikut mengurangi kemungkinan terkena penyakit atau hama pada sikas.

Jenis Hama Tanaman Sikas

Kebiasaan memeriksa tanaman secara rutin ada manfaatnya. Adanya kelainan kelaianan atau adanya hama dapat diketahui lebih awal. Selain dapat segera diambil tindakan, juga mencegah agar tidak menyebar ke bagian tanaman lain. Pada tahap awal, serangan hama sikas biasanya belum begitu serius dan penangangannya pun lebih mudah. Misalnya dengan memotong bagian tanaman yang diserang lalu buang jauh jauh atau dibakar. Namun jika sudah terlanjut merajalela, perlu secepat mungkin ditangan dengan tindakan lebih serius. Berkut ini beberapa hama yang sering menyerang sikas dan cara penanggulangannya.

Ulat Serut

Meski tergolong kuat dan tahan penyakit, tak urung tanaman sikas punya musuh bebuyutan, yaitu sejenis ulat kecil yang disebut ulat serit. Ulat lembut ini merupakan turunan kupu kecil berwarna putih, yang suka hinggap pada pucuk daun yang belum mekar. Tentu saja pucuk daun yang kelewat lemah itu, menjadi gampang digerogoti. Akibatnya kelak kalau daun itu tumbuh, ia akan cacat terpotong potong. Jelas daun yang tidak utuh ini sangat tidak indah lagi.

Mencegah ulat serit sebenarnya gampang, begitu tunas daun muncul, segera disemprot larutan encer Basudin. Cukup dengan takaran 1 sendok teh dalam 4 liter air. Maka kuncup daun yang kecokelatan dan berbulu halus itu akan selamat sampai tua. Satu hal yang perlu diingat, ulat ini gatalnya bukan alang kepalang. Gatal disertai rasa panas.

Kutu Cokelat

Setelah mengatasi hama ulat serut, ternyata daun sikas belum aman. Musuh lain yang tidak kalah ganas adalah kutu cokelat yang menempel erat pada permukaan atas daun. Herannya, hama tanaman sikas ini tidak mempan dibasmi dengan insektisida apapun. Terpaksa dipakai cara tradisional. Sehelai kain kecil dicelupkan dalam larutan sabun cuci, lalu daun dijepit dengan kain tersebut dan ditarik pelan pelan. Tentu saja satu per satu, sampai daun terbebas dari kutu dan tidak ada daun yang terlewatkan. Apa boleh buat, terpaksa kita bekerja berjam jam dengan daun tekun mengelap daun sikas.

Kutu Putih

Musuh satu lagi berupa kutu berwarna putih. Kutu ini malah lebih merepotkan, ia cepat sekali berkembang biak memenuhi segenap permukaan daun dan gampang menulari tanaman lain. Juga tidak ada racun yang efektif untuk membasminya. Satu satunya jalan ialah secara radikal. Pangkas habis seluruh daun, lalu dikumpulkan dan dibakar. Jangan merasa sayang atau kasihan pada sikas yang menderita itu. Masalahnya, biarpun batang atau bonggolnya gundul tak berdaun, ia tidak mati. Dalam beberapa bulan mendatang ia akan membentuk daun muda lagi.

Kaki Seribu

Di negara negara barat hama ini disebut millipede. Salah satu jenisnya yang menyerang tanaman hias adalah Oxidus gracilis yang juga bernama lain Orthomorpha gracilis. Hama ini juga menyerang sikas, panjangnya sekitar 1 - 5 m, tubuh yang beruas ruas dengan kulit keras dan tiap ruang memiliki dua pasang kaki. Karena tubuhnya yang beruas banyak, kakinya bisa mencapai 30 - 400 sehingga ada yang menyebutnya kaki seribut.

Hama sikas ini makan apa saja pada malam hari, terutama daunnya dan meninggalkan bekas seperti digerigiti. Dengan menjaga kebersihan, misalnya dengan membersihkan puing puing yang ada di sekitarnya dapat mencegah timbulnya hama ini. Untuk memberantasnya dapat digunakan pestisida yang mengandung bahan aktif karbarin, diazinon atau malathion.

Siput dan Keong

Hama ang satu ini meski lamban jalannya, ia bagai gerilyawa teladan. Siang hari bersembunyi di tempat persembunyiannya yang terlindung, seperti di bawah pot dan sebagainya. Setelah malam hari tiba ia beroperasi memangsa daun daun, terutama daun yang muda.

Hama sikas ini seringkali dijumpai dalam media tanam jika media tanamnya tidak bagus. Telur telurnya juga banyak ditemukan di pasir atau tanah yang dipakai untuk media tanam. Begitu menetas ia langsung merajalela dan yang sering menjadi sasaran adalah tanaman yang ditempatkan di luar rumah atau yang di tanam di tempat terbuka.

Mencegah berjangkitnya hama ini tidak sulit, tetapi juga tidak terlalu mudah untuk mengikis habis. Pertama, media tanam harus bersih. Artinya, tanah dan pasir yang digunakan disucihamakan dulu dengan dipanaskan untuk mematikan telur telurnya atau hamanya. Kemudian, tanaman tanaman yang sudah kejangkit hama dipisahkan untuk dibersihkan agar tidak menular ke tanaman lain. Lalu menjaga kebersihannya dan lingkungannya secara cermat dan rutin. Kalau semua sudah dikerjakan, kemungkinan bencana akibat hama ini bisa dihindari.

Namun, agar lebih amannya di sekelilig anaman bisa ditaburkan penangkalnya. Bisa abu dapur alias abu gosok, pasir atau mluskisida. Moluskisida yang dapat dipakai diantaranya adalah Metapar 99 WP sebanyak 1 sendok teh yang dicampur dedak sampai merata lalu ditebarkan di sekeliling tanaman. Untuk memberantasnya, hamanya diambil lalu dikumpulkan dan dituangi air mendidih.


Komentar