Perawatan Penting Dalam Budidaya Mentimun
Dalam budidaya mentimun, pemeliharaan merupakan suatu hal yang sangat
penting agar usaha anda sukses. Pemeliharaan mentimun, mencakup
pemupukan, penyiangan, pengairan, pembumbungan dan pengamatan sehari
hari. Penyiangan dilakukan dengan cara mengored atau mencabut langsung
gulma atau tanaman penggangu. Fungsi penyiangan adalah menggemburkan
tanah. Adapun pengairan tanaman mentimun dilakukan terutama pada awal
penanaman atau pada saat air tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Dalam
pemeliharaan, perhatikan kelembapan tanah serta adanya serangan hama dan
penyakit. Cara menjaga kelembapan tanah adalah mengurangi penguapan
dari dalam tanah dengan cara tanah ditutupi mulsa atau disiram air
secara kontinu jika tanah kering.
Penyiangan yang sering dilupakan dalam budidaya mentimun
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan tanaman da pendangiran
yaitu pencangkulan dan pembersihan lahan sekitar tanaman supaya tumbuh
subur. Rumput liar dan gulma yang tumbuh disekitar tanaman harus dicabut
atau siangi dengan kored atau sabit. Penyiangan dilakukan sebelum
rumput rumput berbunga dan pada saat tanaman berumur 2 dan 4 minggu
setelah tanam.
Tanaman yang telah bercabang, berbunga dan berbuah perlu dipangkas.
Cabang pada daun pertama sampai kelima atau ketujuh dibuah. Cabang
cabang yang tumbuh kemudian dibuang setelah 2 -3 cabangnya keluar,
demikian dengan ranting. Setelah itu, setela panjangnya mencapai 150 cm
pucuk batang utama dipotong hingga diharapkan pada ketinggian 180 cm
pertumbuhan sudah berhenti.
Penyiangan dapat dilakukan 3 hari sekali. Pada saat penyiangan, lakukan
peleburan tanah disekitar tanaman. Tujuan peleburan adalah membalikkan
tanah agar pupuk dapat dikonsumsi tanaman, serta terjadinya pertukaran
oksigen dalam tanah.
Pada penyiangan, cabang primer yang cenderung banyak harus diatur. Empat
atau sampai lima cabang tetap dipelihara tanpa memotong ranting
sekunder. Ranting yang tidak berguna, bagian ujung cabang sekunder
dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada
ruas yang ada buah ditebang karena mengganggu pertumbuhan buah.
Pengaturan cabang utama dan cabang primer dilakukan agar semua daun pada
tiap cabang tidak saling menutupi sehingga pembagian sinar matahari
merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon maupun buahnya.
Penyiangan dan pendangiran ini harus dilakukan dengan hati hati agar
tidak banyak akar yang terpotong. Akar yang terpotong dapat menyebabkan
batang menjadi layu atau buah mudah gugur. Tanaman mentimun yang telah
mempunyai buah harus dipotong pucuk batangnya dan tunas tunasnya agar
buahnya menjadi besar. Tinggalkan dua atau tiga tunas yang berada
disamping atau disebelah bawah buah.
Penyiraman
Seperti yang sudah kita ketahui, faktor air menjadi hal yang sangat
penting bagi budidaya mentimun, sehingga masalah penyiraman dan
pengairan ini harus diperhatikan dengan baik oleh para pembudidaya.
Penyiraman dalam budidaya mentimun dilakukan saat berkecambah, yaitu
waktu berumur 0 - 4 hari, dan awal pertumbuhan vegetatif yaitu waktu
pertumbuhan batang dan daun sekitar 15 - 20 hari setelah tanam. Pada
minggu pertama, tanaman disiram setiap 1 - 2 hari sekali dan pada minggu
berikutnya, disiram setiap 4 - 6 hari sekali.
Air digunakan tanaman untuk pertumbuhan cabang, daun, bunga dan buah.
Penyiraman harus dilakuka apabila air tanah dan air hujan kurang.
Tanaman mentimun yang kekurangan air pada saat pemeliharaan akan
menghasilkan buah yang sedikit. Supaya air tidak menggenang dan merendam
akar, buat selokan di tepi bedengan yang disebut drainase.
Pengairan dan penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari
dengan cara disiram atau menggenangi lahan selama 15 - 30 menit.
Selanjutnya, pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan
kembali pada masa pembungaan dan pembuahan. Cara mengairinya bisa
dengan mengairi petakan sebentar atau memasukkan air ke dalam saluran
parit sampai tanah cukup lembap.
Begitu anda seleai menanam mentimun, ia harus terus disiram agar tidak
layu dan mati. Penyiraman dilakukan 2 hari sekali atau disesuaikan
dengan keadaan tanah untuk tanaman tetap hidup. Lakukan penyiraman pada
saat musim kemarau.
Sistem irigasi untuk tanaman mentimun dapat dilakukan dengan mengalirkan
air melalui saluran di antara bedengan. Frekuensi pemberian air pada
musim kemarau dilakukan 2 - 3 hari dengan volume pengairan tidak
berlebihan. Apabila menggunakan pompa air sumur, penyiraman dilakukan
dengan bantuan selang lastik hingga lebih cepat.
Jika tersedia saluran air yang mencukupi, penyiraman dilakukan dengan
mengalirkan atau memasukkan air ke dalam kebun penanaman hingga batang
mulsa, kemudian air dialirkan kembali, keluar areal tanaman.
Penyiraman dilakukan dengan mengalirkan air ke selokan antarbedengan dan
dibiarkan sampai selokan penuh dan air meresap ke petakan tanaman.
Pengeluaran air dari petak penanaman dilakukan dengan pelan agar tidak
terjadi pencucian pupuk dari bedengan. Air yang digunakan dapat diambil
dari sungai, air hujan atau jika mungkin dapat menggunakan air tanah.
Pada tanaman muda yang baru ditanam penyiraman dilakukan sampai tanaman
kuat. Kalau tanah sudah cukup airnya, penyiraman dapat dihentikan
beberapa hari hingga tanah memerlukan air lagi. Selanjutnya, penyiraman
dilakukan lagi.
Apabila keadaan cuaca sangat panas, penyiraman mutlak perlu dilakukan.
Cuaca panas menyebabkan tanah menjadi kering dan tanaman tidak cukup
mendapat air tanah. Penyiraman dilakukan dengan hati hati agar air
siraman tidak mengenai daun dan buah mentimun, tetapi hanya mengenai
batang dan akar. Sebaliknya, pada saat musim hujan, di sekitar lahan
budidaya mentimun, buatlah saluran drainase supaya air hujan dapat
segera mengalir keluar kebun karena mentimun tidak tahan genangan air.
Untuk mengatur kelembapan dan menekan pertumbuhan gulma, tanaman diberi
mulsa berupa potongan rumput atau jerami kering. Selanjutnya, setiap
tanaman diberi sebuah lanjaran dan setiap lanjaran dihubungkan dengan
belahan bambu yang lebih kecil. Lanjaran dapat diganti dengan jaring
yang pemasangannya lebih mudah.
Pembumbunan dan Perempelan
Seperti yang saya kutip dari mastoh.com dan website kementrian pertanian Indonesia,
pembubunan ini merupakan sebuah kegiatan yang berfungsi untuk memperkuat
berdirinya batang tanaman serta sistem perakarannya. Pembubunan tanah
dilakukan agar akar dapat menyerap makanan secara maksimal, sayangnya
masih banyak pelaku budidaya mentimun yang menyepelekan masalah
pembumbunan ini dan tidak melakukannya. Pembumbunan dilakukan setelah
beberapa hari penanaman bibit. Untuk pengelolaan tanaman tanpa mulsa,
penyiangan dan pembumbunan kedua dilakukan umur 30 hari.
Untuk merangsang pembungaan, lakukan perempelan tunas tunas yang tidak
produktif setiap 5 - 7 hari sekali, sehingga tersisa 1 - 3 cabang utama
tanaman.Perempelan sebaliknya dilakukan pada pagi hari agar luka bekas
rempelan cepat kering. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus
dipotong dengan pisang atau gunting. Untuk tanaman yang tingginya
terbatas, perempelan harus dilakukan secara hati hati agar tunas
terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek.
Perempelan dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan tunas tunas
muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon atau buah
mentimun yang sedang berkembang. Perempelan dilakukan untuk mengurangi
tanaman yang terlalu lebat akibat banyak tunas muda yang kurang
bermanfaat.
Pembuangan tunas atau perempelan tunas dapat dilakukana agar tanaman
dapat tumbuh dengan kuat dan kokoh. Hal ini dilakukan hingga tanaman
berumur 20 hari. Perempelan dilakukan terhadap bunga pertama.
Komentar
Posting Komentar