Masalah Budidaya Mentimun Saat Musim Hujan

 

budidaya mentimun
Budidaya mentimun dilakukan sepanjang musim, baik musim kemarau maupun musim hujan karena konsumen mentimun ini lebih menyukai produk segar dibandingkan dengan produk olahan. Hujan memudahkan petani untuk mendapatkan air dalam budidaya tanaman mentimun. Tetapi, disisi lain ada sejumlah tantangan dan masalah yang akan datang dan mengancam keberhasilan panen atau menurunnya mutu produk mentimun karena air hujan. Di antara akibat tingginya curah hujan adalah sebagai berikut :

1. Kerusakan tanaman akibat kelebihan air

Organ tanaman banyak yang bersifat sukulen atau mempnyai kandungan air tinggi. Karena air hujan mengandung cukup banyak nitrogen, beberapa jenis sayuran cenderung lebih mudah pecah saat musim hujan, seperti pecahnya batang tanaman melon, pecahnya buah semangka dan pecahnya kubis.

Akibat lain dari kebanyakan air bagi tanaman adalah munculnya gejala layu karena tanaman keracunan nitrogen. Proses terjadinya layu, yaitu pada waktu air memenuhi seluruh rongga udara di dalam tanah, kebutuhan oksigen akar tidak terpenuhi. Pada kondisi cukup oksigen dan nitrogen tersedia bagi tanaman dalam bentuk NH4 atau NO3. Pada kondisi anaerob atau tergenang air ion - ion nitrogen tereduksi menjadi NO2 yang sangat beracun bagi tanaman.

Sebagian besar tanaman sangat peka terhadap kebanyakan air. Kebanyakan air dalam tanah menyebabkan rendahnya daya dukkung tanah terhadap tegaknya tanaman. Hal tersebut sering terjadi pada kasus robohnya tanaman akibat hujan angin walaupun tanaman mentimun sudah ditopang dengan ajir.

Gangguan lain yang disebabkan limpahan air hujan adalah keseimbangan pupuk dalam tanah. Bentuknya dapat berupa kerontokan bunga dan buah serta turunnya mutu buah mentimun, khususnya dalam hal rasa buah. Teknik budidaya mentimun yang paling populer digunakan untuk mengurangi kelebihan air adalah pembuatan saluran drainase.

Ada dua macam cara pembuatan saluran drainase, yaitu saluran drainase di atas permukaan tanah dan saluran drainase di bawah permukaan tanah. Saluran drainase di atas permukaan tanah dimaksudkan untuk mengurangi genangan, mencegah kejenuhan air dan memercepat aliran ke arah pembuangan tanpa terjadinya erosi tanah. Drainase ini mencakup parit parit pemasukan dan pembuangan dalam petak penanaman, termasuk parit yang ada di antara bedeg penanaman.

Selain dimaksudkan untuk memindahkan kelebihan air di dalam tanah, saluran drainase di bawah permukaan dapat menurunkan tingginya air, baik karena curah hujan, air irigasi permukaan, limpahan dari dataran yang lebih tinggi dan air resapan. Bentuknya bervariasi, yaitu drainase gorong-gorong, drainase batu, drainase kotak dan drainase bambu.

2. Kerusakan akibat perkembangan penyakit

Masalah budidaya mentimun lain saat musim hujan, selain masalah kelebihan air juga memberikan dampak negatif berupa lingkungan udara yang lembap. Kelembapan yang tinggi sangat kondusif bagi perkembangan jamur maupun bakteri. Tidak hanya jamur dan bakteri yang menguntungkan yang hidup secara pesat dalam keadaan ini, melainkan jamur dan bakteri yang merugikan. Bahkan, pertumbuhan jamur yang merugikan, termasuk di antaranya penyebab berbagai penyakit tanaman menjadi lebih tinggi. Akibatnya, resiko serangan penyakit di musim hujan menjadi lebih tinggi dibandingkan musim kemarau.

Komentar