Pengendalian Hama dan Penyakit Mentimun

 

tanaman mentimun
Dalam budidaya mentimun, pengendalian hama dan penyakit berperan sangat besar dalam menentukan keberhasilan. Sehingga sebelum anda memulai usaha budidaya mentimun sebaiknya anda mempelajari teknik teknik pengendalian hama dan penyakit tersebut. Beberapa hal yang perlu anda pelajari antara lain : gejala munculnya  cara pencegahan dan pemberantasan bilamana hama dan penyakit sudah terlanjur menyerang.
Langkah - langkah pencegahan dan pengendalian penyakit pada tanaman mentimun, yaitu dengan cara berikut :
  1. melakukan pemupukan yang berimbang.
  2. menanam varietas yang tahan penyakit.
  3. menggunakan bibit tanaman yang sehat atau bukan berasal dari daerah yang terserang penyakit.
  4. melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang virus. Rotasi tanaman lebih berhasil bila dilakukan paling sedikit dalam satu hamparan, serta dilakukan serentak tiap satu musim tanam dan seluas mungkin.
  5. melakukan sanitasi lingkungan, terutama mengendalikan tumbuhan pengganggu atau gulma yang dapat menjadi tanaman inang virus.
  6. menggunakan mulsa perak di dataran tinggi dan jerami di dataran rendah untuk mengurangi serangga penghisap daun.
  7. eradikasi tanaman sakit, yaitu tanaman yang menunjukkan gejala sakit, segera dicabut dan dimusnahkan supaya tidak menjadi sumber penularan ke tanaman lain yang sehat.
Untuk mendukung keberhasilan usaha pengendalian penyakit tanaman mentimun, diperlukan peran petani dalam mengamati atau memantau dan mengendalikan hama dan penyakit di dalam setiap fase budidaya mentimun, mulai pembibitan sampai penanaman. Dengan demikian, penyakit akan diketahui lebih dini hingga gejala penyakit dan penyearannya dapat dicegah.
Adapun pengendalian hama dan penyakit tanaman mentimun dapat dilakukan secara umum dengan kultur teknis, fisik mekanis, cara biologi dan cara kimiawi.

Pengendalian secara teknik
  • pengolahan tanah yang baik dan benar.
  • penggunaan bibit dari varietas ang tahan penyakit, berumutu dan sehat.
  • penggunaan jarak tanam, pola tanam dan waktu tanam yang tepat.
  • pemupukan yang berimbang.
  • pengaturan drainase atau tata air.
  • penanaman tanaman perangkap atau pengikat hama.
  • sanitasi.
  • pemusnahan gulma dan pembuangan bagian tanaman yang terserang.
Pengendalian secara fisik / mekanik
  • sanitasi atau eradikasi selektif terhadap tanaman yang terserang penyakit.
  • sanitasi terhadap tumbuhan pengganggu yang kemungkinan menjadi tanaman inang lain dari penyakit.
  • pengambilan kelompok telur, larva atau imago vektor virus langsung dari tanaman.
  • dengan penggunaan kain kassa atau kelambu, baik di bedengan persemaian maupun di kebun.
Pengendalian biologi
Pemanfaatan musuh alami, agens hayati lainnya yang spesifik.

Pengendalian kimiawi
Cara kimiawi dalam hal menekan populasi hama dan penggunaan insektisida yang efektif, terdaftar dan diizinkan pemerintah. Mengeksplorasi bahan aktifnya. Pestisida dibagi dalam 2 bagian, yaitu pestisida hayati dan pestisida sintesis.

a. Pestisida hayati
Pestisida yang dieksplorasi dari makhluk hidup karena kandungan bahan aktifnya yang dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit. Pestisida jenis ini berupa pestisida nabati dan agens hayati.

b. Pestisida sintetis
Bahan aktif dari hasil sintesis kimia. Untuk memperkecil dampak negatif pestisida sintesis, mengurangi residu pestisida, aplikasi pestisida sintesis harus memenuhi kriteria berikut ini :
  1. Tepat jenis
    Jenis pestisida yang digunakan dalam pengendalian penyakit harus efektif terhadap pemberantasan penyakit.
  2. Tepat mutu
    Pestisida sintesis yang digunakan harus bermutu baik. Untuk itu, pilih pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan, tdak kadaluarsa, tidak rusak atau hindari dari pemalsuan obat yang digunakan.
  3. Tepat sasaran
    Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang bedasarkan hasil pengamatan rutin memang tepat sesuai dengan jenis hama atau penyakitnya. Usahakan hanya bagian tanaman yang terserang penyakit yang diberi tindakan penyemprotan pestisida.
  4. Tepat dosis konsentrasi
    Dosis yang digunakan dalam pencegahan harus sesuai dengan petunjuk penggunaa pada label kemasan dan tepat dosis untuk memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang dimaksud.
  5. Tepat waktu
    Aplikasi pestisida dilakukan pagi atau sore hari, saat udara cerah, angin tidak terlalu kencang dan tidak hujan. Disamping itu, hama atau penyakit masih berada pada stadium awal dan populasi atau intensitas serangannya sudah melampaui ambang pengendalian.
  6. Tepat cara dan alat aplikasi
    Cara aplikasi pestisida yang digunakan harus sesuai antara alat yang digunakan dengan jenis pestisida, fase tanaman yang disemprot serta hama atau penyakit sasaran.
Gulma merupakan pengganggu tanaman selain hama dan penyakit. Gangguan gulma disebabkan kekurangan atau kelebihan unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman mentimun. Pohon yang kekurangan dan kelebihan unsur hara akan menderita akibat tumbuhnya gulma atau tanaman pengganggu lainnya.
Usaha pengendalian gulma dilakukan dengan herbisida. Dapat menggunakan insektisida, yang ditunjukan untuk serangga vektor. Sampai saat ini, tidak ada insektsida atau pestisida yang terdaftar dan diizinkan oleh kementrian pertanian yang dapat mematikan virus.

Komentar